Keinginan
hadirnya RRI Banten sesungguhnya sejak Banten menjadi daerah otonom terpisah
dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Berawal dari pembicaraan yang
dilakukan oleh seorang Gubernur Perempuan Pertama di Indonesia dan Provinsi termuda
pada waktu itu yakni Hj. Ratu Atut Chosiyah bersama Wakil Gubernur Provinsi
Banten saat itu Bapak H. Masduki ketika meninjau kesiapan pelaksanaan Musabaqoh
Tilawatil Quran Tingkat Nasional Tahun 2008 yang diselenggarakan di Kantor
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). RRI Jakarta saat itu diminta sebagai
media Partner untuk melakukan Siaran Langsung dari kegiatan tersebut.
Ketika
itu Gubernur dan Wakil Gubernur menyempatkan siaran Studio Mini RRI, mengingatkan
akan statement yang disampaikan Dirut LPP RRI waktu itu Parni Hadi, bahwa RRI
akan segera didirikan di Provinsi Banten. Wakil Gubernur Banten Masduki dengan
gayanya yang khas dan akrab menggunakan Bahasa Sunda kepada Reporter RRI
Jakarta – Engkay Karsila dan Heriyoko “Kieu Kang, pokoknya carioskeun ka para
pimpinan di RRI Jakarta, Bapak miharep RRI Banten tos ngadeg saacan Bapak
Pangsiun, kitunya..?
Kendati
RRI Banten belum muncul secara fisik tapi sejak itu Kepemimpinan RRI Jakarta
(Alm) Gun Sukmagunadi, Sarwono, Nining Supratmanto, Zulhaqqi Hafiz, dan
Nuryudi, RRI Jakarta Pro aktif melakukan
siaran–siaran luar (insidentil) tidak saja liputan tetapi juga kegiatan MTQ
Nasional, Sidang DPRD, Pelantikan Gubernur dan siaran dari Masjid Agung , Pemilukada,
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden,
Seiring
berjalannya waktu pada bulan Mei 2011 Dirut LPP RRI setelah melantik beberapa
Kepala RRI Eselon 2 yang salah satunya Ersna Prahesti sebagai Kepala RRI
Jakarta, menginstruksikan Kepada RRI Jakarta segera mewujudkan lahirnya RRI di Ibu kota Provinsi
yaitu Banten yang secara geografis berdekatan dengan Ibukota Negara – Jakarta.
Ersna Prahesti yang sudah melekat dengan cara kerjanya yang cekatan segera
melakukan Rapat Struktural dan keesokan harinya Kepala RRI Jakarta menugaskan
Heriyoko ke Banten untuk pertemuan dengan Karo Humas dan Karo Umum Pemprov
Banten. Seminggu kemudian Kepala RRI Jakarta mengajak para Kabag/kabid Aep Karman Djajasamita
(kabag TU, Naswin Achmad Kabid Programa Siaran,
Dakhril Kabid Produksi, Djoko Purnomo Kabid Teknik dan Henny Mulyani Kabid LU
serta Kasi Liputan dan Berita, Heriyoko untuk bertemu Gubernur Banten.
Saat
itu, Gubernur berhalangan karena sedang dinas ke luar kota, maka melalui Kepala Biro Humas
Komari berserta stafnya Siti Ma’ani Nina langsung survey ex klinik di Pendopo
Gubernur Banten Sejak itu dilokasi ex klinik.
Crew Teknik Transmisi dipimpin Kasinya Tetuko berserta Mugiamano Kasi Teknik Studio dan staf Umar memasang
perangkat pemancar dan studio (ex RRI Jakarta) yakni antena FM 2 by dengan
ketinggian 18 meter, untuk Antena FM 300 watt dan parabola/resiver DVB, untuk
mengisi modulasi siaran Programa 1 RRI Jakarta ke RRI Serang FM 94,9 Mhz.
Pada
waktu itu Djoko Purnomo (Kabid SDT), menyampaikan informasi kepada Kepala RRI
Jakarta yang diperoleh dari KPID Banten dan Balmon bahwa ada frekwensi 94,9
yang kosong yang dialokasikan untuk Radio Publik. Mendapat informasi itu Kepala
RRI Jakarta Ersna Prahesti bersama dengan Para Kabag/Kabid dengan Kasi Liputan
dan Radaksi Hariyoko langsung menemui KPID Banten Muhibbudin. Ketua KPID tidak
melarang Frekwensi 94,9 di isi modulasi Programa 1 RRI Jakarta karena RRI adalah
Lembaga Penyiaran Publik dengan catatan ISR Izin Siaran Radio harus diperjuangkan.
Akhir
Agustus 2011 uji coba test Modulasi di Frekwensi FM 94,9 Mhz berjalan mulus.
Para Penyiar programa 1 RRI Jakrta dalam call station selain menyebutkan
frekwensi Programa 1 RRI Jakarta juga Frekwensi RRI Serang FM 94,9 Mhz.
Tanggal
14 April 2012, RRI Serang sudah bisa siaran lokal 8 jam mulai Pukul 08.00 s.d.
14.00 WIB selebihnya tetap relay Programa 1 RRI Jakarta sampai Pukul 24.00 WIB
dengan penyiar RRI Banten yang pertama dan satu – satunya Asih Rianda dan
Nasrudin sebagai reporter.
Pengudaraan
Frekwensi FM 94,9 Mhz terus berlangsung yang dijaga staf Rumah tangga Kantor Pendopo
Gubernur sdr YANI. Bulan Februari 2012 Bagian Umum RRI Jakarta dipimpin
Kasubbag Umum Suprawata merenovasi satu ruang ex kantor TIM Penggerak PKK
dibuat Ruang Studio Kedap Suara. TIM Teknk Studio memindahkan studio dari ex
klinik ke gedung ex PKK.
Siaran
8 Jam cukup mengundang simpati pendengar Kota Serang dan sekitarnya, serta beberapa
Pejabat termaksud Kepala Biro Humas Komari secara rutin menginformasikan
kegiatan – kegiatan Pemerintah Provinsi Banten dan masyarakat.
Untuk
menyampaikan RRI Serang sudah mengudara dengan konten lokal 8 jam, Kepala RRI
Jakarta bersama Kabag/Kabid serta Kasi liputan dan Redaksi menghadap ketua DPRD
Provinsi banten Aeng Nasrudin yang didampingi
unsur pimpinan DPRD lainnya.
Pihak
Dewan mangatas namakan rakyat kurang berkenan nama RRI adalah RRI Serang
disarankan nama RRI Banten. Demikian juga beberapa tokoh masyarakat dan tokoh
agama kurang setuju nama RRI Serang, masyarakat ingin mengabadikan nama Banten
melekat di RRI sebagaimana RRI perekat NKRI. Hal ini disampaikan Kepala RRI
Jakarta kepada Direktur Utama LPP RRI Niken Widiastuti dan diteruskan kepada
Ketua Dewan Pengawas LPP RRI Zulhaqqi Hafiz dan melalui diskusi Jajaran Direksi
dan Dewan Pengawas LPP RRI disepakati RRI Serang sebagai RRI Banten.
Pihak DPRD Prov. Banten Juga Menyarankan agar
lokasi keberadaan RRI mudah diakses publik. Selanjutnya tokoh masyarakat yang
cukup terkenal H. Najmuddin meminjamkan tanah berikut bagunan di jalan TB.
Ahmad Khotib No. 47 Benggala Serang Banten untuk ditempati operasional RRI
Banten. Dalam kelangsungan operasional siaran RRI Banten sejak mengudara tidak
terlepas perjalanan siaran di Pendopo Kantor
Gubernur baik di gedung Ex Klinik maupun gedung
Ex PKK, sekarang gedung ex PKK masih digunakan sebagai studio VIP RRI
Banten.
Lagi
– lagi TIM teknik yang di pimpin oleh Kepala Bidang SDT Maryoto memindahkan
segala sarana prasana siaran di Jalan TB. Ahmad Khotib termasuk mengangkut tower tree
angel dari Kebayoran dan pemacar FM 2 KW dengan antena OMB 4 by. Kerena pemancar
bukan baru, kekuatan 2 KW tidak maksimal dan tidak stabil bisa turun 1 KW
bahkan 500 watt . Kabid Siaran Octovianus
bersama Kasi Evaluasi Program Abdul Gaffar Zakaria terus berbenah dalam
program siaran, Kabid Produksi Ferdi Kusno menjaring penambahan penyiar.
Bulan
Agustus Tahun 2013 Pemancar Baru berkekuatan 5 KW menghiasi kota serang dan
sekitarnya sampai Perbatasan Merak yang 3 tahun terakhir RRI Banten bersama RRI
Jakarta menggelar Tenda Publik dan Studio Mini dimana Kasi Pencitraan Engkay
Karsila dan Kasi Pengembangan Usaha Siti Khotijah aktif melakukan kerjasama
dengan mitra dan layanan publik , Perbatasan Pandegelang Perbatasan
Rangkasbitung dan mengcover seluruh kota dan kebupaten Serang serta Cilegon.
Dengan hadirnya pemancar baru
5 KW semakin menggairahkan para kepala Bidang Octovianus Kabid Programa Siaran,
Zahral Mutzaini Kabid Produksi, Komaningsih Sutana Kabid LU berserta Siti
Khotijah Kasi Pengembangan Usaha, Aep Karman Djajasasmita Kabag TU RRI Jakarta,
berserta Pejabat Struktural lainnya Kasubbag dan Kasi RRI Jakarta bersama –
sama TIM Work memantapkan keberadaan RRI Banten sesuai dengan Visi dan Misi LPP
RRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar