Selasa, 08 Oktober 2013

SEJARAH RRI BANTEN



      Keinginan hadirnya RRI Banten sesungguhnya sejak Banten menjadi daerah otonom terpisah dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Berawal dari pembicaraan yang dilakukan oleh seorang Gubernur Perempuan Pertama di Indonesia dan Provinsi termuda pada waktu itu yakni Hj. Ratu Atut Chosiyah bersama Wakil Gubernur Provinsi Banten saat itu Bapak H. Masduki ketika meninjau kesiapan pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran Tingkat Nasional Tahun 2008 yang diselenggarakan di Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). RRI Jakarta saat itu diminta sebagai media Partner untuk melakukan Siaran Langsung dari kegiatan tersebut.   
Ketika itu Gubernur dan Wakil Gubernur menyempatkan siaran Studio Mini RRI, mengingatkan akan statement yang disampaikan Dirut LPP RRI waktu itu Parni Hadi, bahwa RRI akan segera didirikan di Provinsi Banten. Wakil Gubernur Banten Masduki dengan gayanya yang khas dan akrab menggunakan Bahasa Sunda kepada Reporter RRI Jakarta – Engkay Karsila dan Heriyoko “Kieu Kang, pokoknya carioskeun ka para pimpinan di RRI Jakarta, Bapak miharep RRI Banten tos ngadeg saacan Bapak Pangsiun, kitunya..?
Kendati RRI Banten belum muncul secara fisik tapi sejak itu Kepemimpinan RRI Jakarta (Alm) Gun Sukmagunadi, Sarwono, Nining Supratmanto, Zulhaqqi Hafiz, dan Nuryudi, RRI Jakarta Pro aktif  melakukan siaran–siaran luar (insidentil) tidak saja liputan tetapi juga kegiatan MTQ Nasional, Sidang DPRD, Pelantikan Gubernur dan siaran dari Masjid Agung , Pemilukada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden,
Seiring berjalannya waktu pada bulan Mei 2011 Dirut LPP RRI setelah melantik beberapa Kepala RRI Eselon 2 yang salah satunya Ersna Prahesti sebagai Kepala RRI Jakarta,  menginstruksikan  Kepada RRI Jakarta segera  mewujudkan lahirnya RRI di Ibu kota Provinsi yaitu Banten yang secara geografis berdekatan dengan Ibukota Negara – Jakarta. Ersna Prahesti yang sudah melekat dengan cara kerjanya yang cekatan segera melakukan Rapat Struktural dan keesokan harinya Kepala RRI Jakarta menugaskan Heriyoko ke Banten untuk pertemuan dengan Karo Humas dan Karo Umum Pemprov Banten. Seminggu kemudian Kepala RRI Jakarta mengajak  para Kabag/kabid Aep Karman Djajasamita (kabag TU,  Naswin Achmad Kabid Programa Siaran, Dakhril Kabid Produksi, Djoko Purnomo Kabid Teknik dan Henny Mulyani Kabid LU serta Kasi Liputan dan Berita, Heriyoko untuk bertemu Gubernur Banten.  
Saat itu, Gubernur berhalangan karena sedang dinas ke  luar kota, maka melalui Kepala Biro Humas Komari berserta stafnya Siti Ma’ani Nina langsung survey ex klinik di Pendopo Gubernur Banten Sejak itu dilokasi ex klinik.  Crew Teknik Transmisi dipimpin Kasinya Tetuko berserta   Mugiamano Kasi Teknik Studio dan staf Umar memasang perangkat pemancar dan studio (ex RRI Jakarta) yakni antena FM 2 by dengan ketinggian 18 meter, untuk Antena FM 300 watt dan parabola/resiver DVB, untuk mengisi modulasi siaran Programa 1 RRI Jakarta ke RRI Serang FM 94,9 Mhz.
Pada waktu itu Djoko Purnomo (Kabid SDT), menyampaikan informasi kepada Kepala RRI Jakarta yang diperoleh dari KPID Banten dan Balmon bahwa ada frekwensi 94,9 yang kosong yang dialokasikan untuk Radio Publik. Mendapat informasi itu Kepala RRI Jakarta Ersna Prahesti bersama dengan Para Kabag/Kabid dengan Kasi Liputan dan Radaksi Hariyoko langsung menemui KPID Banten Muhibbudin. Ketua KPID tidak melarang Frekwensi 94,9 di isi modulasi Programa 1 RRI Jakarta karena RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik dengan catatan ISR  Izin Siaran Radio harus diperjuangkan.

Akhir Agustus 2011 uji coba test Modulasi di Frekwensi FM 94,9 Mhz berjalan mulus. Para Penyiar programa 1 RRI Jakrta dalam call station selain menyebutkan frekwensi Programa 1 RRI Jakarta juga Frekwensi RRI Serang FM 94,9 Mhz.
Tanggal 14 April 2012, RRI Serang sudah bisa siaran lokal 8 jam mulai Pukul 08.00 s.d. 14.00 WIB selebihnya tetap relay Programa 1 RRI Jakarta sampai Pukul 24.00 WIB dengan penyiar RRI Banten yang pertama dan satu – satunya Asih Rianda dan Nasrudin sebagai reporter.
Pengudaraan Frekwensi FM 94,9 Mhz terus berlangsung yang dijaga staf Rumah tangga Kantor Pendopo Gubernur sdr YANI. Bulan Februari 2012 Bagian Umum RRI Jakarta dipimpin Kasubbag Umum Suprawata merenovasi satu ruang ex kantor TIM Penggerak PKK dibuat Ruang Studio Kedap Suara. TIM Teknk Studio memindahkan studio dari ex klinik ke gedung ex PKK.
Siaran 8 Jam cukup mengundang simpati pendengar Kota Serang dan sekitarnya, serta beberapa Pejabat termaksud Kepala Biro Humas Komari secara rutin menginformasikan kegiatan – kegiatan Pemerintah Provinsi Banten dan masyarakat.
Untuk menyampaikan RRI Serang sudah mengudara dengan konten lokal 8 jam, Kepala RRI Jakarta bersama Kabag/Kabid serta Kasi liputan dan Redaksi menghadap ketua DPRD Provinsi banten Aeng Nasrudin yang didampingi  unsur pimpinan DPRD  lainnya.
Pihak Dewan mangatas namakan rakyat kurang berkenan nama RRI adalah RRI Serang disarankan nama RRI Banten. Demikian juga beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama kurang setuju nama RRI Serang, masyarakat ingin mengabadikan nama Banten melekat di RRI sebagaimana RRI perekat NKRI. Hal ini disampaikan Kepala RRI Jakarta kepada Direktur Utama LPP RRI Niken Widiastuti dan diteruskan kepada Ketua Dewan Pengawas LPP RRI Zulhaqqi Hafiz dan melalui diskusi Jajaran Direksi dan Dewan Pengawas LPP RRI disepakati RRI Serang sebagai RRI Banten.
 Pihak DPRD Prov. Banten Juga Menyarankan agar lokasi keberadaan RRI mudah diakses publik. Selanjutnya tokoh masyarakat yang cukup terkenal H. Najmuddin meminjamkan tanah berikut bagunan di jalan TB. Ahmad Khotib No. 47 Benggala Serang Banten untuk ditempati operasional RRI Banten. Dalam kelangsungan operasional siaran RRI Banten sejak mengudara tidak terlepas perjalanan siaran  di Pendopo Kantor Gubernur baik di gedung Ex Klinik maupun gedung  Ex PKK, sekarang gedung ex PKK masih digunakan sebagai studio VIP RRI Banten.  
Lagi – lagi TIM teknik yang di pimpin oleh Kepala Bidang SDT Maryoto memindahkan segala sarana prasana siaran di Jalan TB.  Ahmad Khotib termasuk mengangkut tower tree angel dari Kebayoran dan pemacar FM 2 KW dengan antena OMB 4 by. Kerena pemancar bukan baru, kekuatan 2 KW tidak maksimal dan tidak stabil bisa turun 1 KW bahkan 500 watt . Kabid Siaran Octovianus  bersama Kasi Evaluasi Program Abdul Gaffar Zakaria terus berbenah dalam program siaran, Kabid Produksi Ferdi Kusno menjaring penambahan penyiar.


Bulan Agustus Tahun 2013 Pemancar Baru berkekuatan 5 KW menghiasi kota serang dan sekitarnya sampai Perbatasan Merak yang 3 tahun terakhir RRI Banten bersama RRI Jakarta menggelar Tenda Publik dan Studio Mini dimana Kasi Pencitraan Engkay Karsila dan Kasi Pengembangan Usaha Siti Khotijah aktif melakukan kerjasama dengan mitra dan layanan publik , Perbatasan Pandegelang Perbatasan Rangkasbitung dan mengcover seluruh kota dan kebupaten Serang serta Cilegon.  
Dengan hadirnya pemancar baru 5 KW semakin menggairahkan para kepala Bidang Octovianus Kabid Programa Siaran, Zahral Mutzaini Kabid Produksi, Komaningsih Sutana Kabid LU berserta Siti Khotijah Kasi Pengembangan Usaha, Aep Karman Djajasasmita Kabag TU RRI Jakarta, berserta Pejabat Struktural lainnya Kasubbag dan Kasi RRI Jakarta bersama – sama TIM Work memantapkan keberadaan RRI Banten sesuai dengan Visi dan Misi LPP RRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar